Mengapa kelas perlu dikelola secara efektif??
Karena jika kelas dikelola secara efektif, maka kelas akan berjalan lancar dan murid akan aktif dalam pembelajaran, sehingga akan pengelolaan kelas yang baik akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Jika kelas dikelola dengan buruk, maka kelas akan menjadi kacau dan tidak menarik sebagai tempat untuk belajar.
Perbedaan pengelolaan kelas dulu dan sekarang.
Dulu, guru bertindak sebagai pengatur. Siswa / murid bersifat pasif dan harus patuh pada aturan-aturan sehingga siswa menjadi tidak begitu terlibat dalam proses pembelajaran aktif. Guru tidak menerima protes dari siswa. Sekarang, guru bertindak sebagai fasilitator, pemandu, dan koordinator. Guru hanya mengarahkan , sedangkan murid-murid aktif dalam proses belajar di kelas. Pengelolaan kelas itu berfokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan hubungan dan kesempatan untuk menata diri serta menekankan pada regulasi diri siswa.
Manajemen / pengelolaan kelas itu..
- Membuat kelas sebagai tempat belajar yang menyenangkan dengan menciptakan suasana yang kondusif untuk terjadinya proses belajar.
- Menciptakan proses belajar efektif di dalam kelas sehingga siswa benar-benar aktif dalam belajar.
- Mengupayakan sarana-sarana yang dibutuhkan siswa sehingga dapat membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
- Mewujudkan kondisi kelas yang baik yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
- Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
- Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar yang efektif.
- Membina dan membimbing murid sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, serta sifat-sifat individunya.
- Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional.
Ada 6 strategi yang dilakukan dalam manajemen kelas :
- Mendesain lingkungan fisik kelas.
- Mnciptakan lingkungan yang positif untuk pebelajaran.
- Membuat, mengajarkan, dan mempertahankan aturan dan prosedur.
- Mengajak murid untuk bekerja sama.
- Menkadi komunikator yang baik.
- Menghadapi perilaku bermasalah.
Ada 4 prinsip penataan kelas :
- Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang.
- Pastikan bahwa guru dapat dengan mudah melihat semua murd.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas.
Ada beberapa gaya penataan kelas :
- Gaya auditorium, yaitu semua murid duduk menghadap guru.
- Gaya tatap muka, yaitu murid saling menghadap.
- Gaya off-set, yaitu sejumlah murid ( biasanya 3 atau 4 anak ) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain.
- Gaya seminar, yaitu sejumlah besar murid ( sepuluh / lebih ) duduk di susunan berbentuk lingkaran, persegi, atau bentuk U.
- Gaya klaster, yaitu sejumlah murid ( 4-8 anak ) bekerja dalam kelompok kecil.
Ada 3 stategi umum yang biasanya dipakai, yakni :
- Gaya otoritatif : murid cenderung mandiri, tidak cepat puas, mau bekerja sama, dan memiliki penghargaan diri yang tinggi.
- Gaya otoritarian : murid cenderung pasif, tidak mau berinisiatif, dan memiliki keterampilan komunikasi yang buruk.
- Gaya permisif : memberi banyak otonomi pada murid, tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian pembelajaran atau pengelolaan perilaku murid.
- Menunjukkan seberapa jauh mereka mengikuti.
- Atasi situasi tumpang tindih secara efektif.
- Menjaga kelancaran dan kontinuitas pelajaran.
- Libatkan murid dalam berbagai aktivitas yang menantang.
Membuat, mengajarkan, dan mempertahankan aturan dan prosedur.
Kita harus membedakan antara aturan dengan prosedur. Aturan fokus pada ekspektasi umum atau spesifik atau standar perilaku. Sedangkan prosedur berisi ekspektasi tentang perilaku, namun biasanya diterapkan untuk aktivitas spesifik dan diarahkan untuk mencapai suatu tujuan, bukan untuk melarang perilaku tertentu.
Mengajak murid untuk bekerja sama.
Ada 3 stategi :
- Menjalin hubungan positif dengan murid.
- Mengajak murid untuk berbagi dan mengemban tanggung jawab.
- Beri hadiah terhadap perilaku yang tepat dengan menggunakan pedoman tentang memilih penguat yang efektif, gunakan prompts dan shaping secara efektif, serta gunakan hadiah untuk memberi informasi tentang penguasaan, bukan untuk mengontrol perilaku murid.
Menjadi komunikator yang baik.
Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, mendengar, dan komunikasi nonverbal.
Keterampilan berbicara.
Beberapa strategi untuk berbicara dengan jelas dengan kelas :
- Menggunakan tata bahasa dengan benar.
- Memilih kosakata yang gampang dipahami dan sesuai dengan grade murid.
- Berbicara dengan tempo yang tepat.
- Tidak menyampaikan hal-hal yang kabur.
- Menggunakan perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar untuk berbicara secara jelas di kelas.
Ada 4 gaya dalam penanganan konflik :
- Gaya agresif : galak kepada orang lain dan bersikap menuntut, kasar, dan bermusuhan.
- Gaya manipulatif : mendapatkan keinginannya dengan membuat orang lain merasa bersalah.
- Gaya pasif : pasrah dan tidak mau memberi tahu orang lain keinginannya.
- Gaya asertif : mengekspresikan perasaannya.
Keterampilan berbicara salah satunya adalah memberi ceramah yang efektif.
Keterampilan mendengar.
Kita harus mendengar aktif. Mendengar aktif adalah memberi perhatian penuh pada pembicara, memfokuskan diri pada isi intelektual dan emosional dari pesan.
Beberapa strategi untuk mengembangkan keterampilan mendengar yang baik :
- Beri perhatian cermat pada orang yang sedang berbicara.
- Parafrasa.
- Sintesiskan tema dan pola.
- Beri umpan balik dan tanggapan dengan cara yang kompeten.
Komunikasi nonverbal.
- Ekspresi wajah dan komunikasi mata.
- Sentuhan.
- Ruang.
- Diam.
Dengan diam, seorang pendengar yang baik akan dapat mengamati mata pembicara, ekspresi wajah, postur, dan isyarat komunikasi, memikirkan tentang apa yang sedang dikomunikasikan oleh orang lain, bertanya-tanya apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain, serta mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Menghadapi perilaku bermasalah.
Strategi intervensi minor yang efektif :
- Gunakan isyarat nonverbal.
- Terus lanjutkan aktivitas belajar.
- Dekati murid.
- Arahkan perilaku.
- Beri instruksi yang dibutuhkan.
- Suruh murid berhenti dengan nada tegas dan langsung.
- Beri murid pilihan.
- Jangan beri previlese atau aktivitas yang mereka inginkan.
- Buat perjanjian behavioral.
- Pisahkan atau keluarkan murid dari kelas.
- Kenakan hukuman atau sanksi.
No comments:
Post a Comment