Wednesday, December 24, 2014

Analisis Fenomena Berdasarkan Teori David McClelland


Blusukan Jokowi jadi sorotan New York Times
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo alias Jokowi, kembali menjadi sorotan media internasional. Kali ini media Amerika Serikat The New York Times mengulas aksi blusukan yang sering dilakukan Jokowi. Artikel itu menceritakan bagaimana Jokowi kerap turun ke jalan untuk mendengar aspirasi warga Jakarta. Digambarkan pula bagaimana orang-orang selalu mengerumuni Jokowi saat ia blusukan ke pasar, daerah kumuh, dan lingkungan lainnya.
Dalam artikel berjudul In Indonesia, a Governor at Home on the Streets itu, sang wartawan Joe Cochrane menuliskan bagaimana orang Jakarta menyalami Jokowi dengan meletakkan tangan Jokowi ke dahi mereka sebagai tanda hormat. The New York Times menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang bersedia keluar dari kantornya.
Dalam wawancaranya dengan The New York Times, Jokowi menjelaskan alasannya sering blusukan. Dengan datang ke lapangan, Jokowi mengaku bisa menjelaskan program-programnya, sekaligus menampung ide rakyat ke dalam programnya. “Orang bilang ini adalah demokrasi jalanan karena saya yang menemui mereka,” ujar Jokowi.
Selain itu, The New York Times menyebutkan pencapaian kinerja Jokowi selama masa kepemimpinannya sejak Oktober 2012. Misalnya, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, sistem pembayaran pajak secara online, dan dimulainya proyek transportasi massal. The New York Times juga menceritakan perjuangan Jokowi memindahkan pedagang kaki lima dari jalanan Tanah Abang ke dalam pasar. Pemindahan pedagang di pasar terbesar di Asia Tenggara tersebut, untuk mengurangi kemacetan di pusat Jakarta. Juga dipaparkan  upaya Jokowi merelokasi sekitar 7.000 warga miskin di waduk Pluit Jakarta Utara ke rumah susun. Pemindahan penduduk ini selain merupakan upaya menyejahterakan warga, juga mengatasi banjir akut.
New York Times juga menggambarkan bagaimana Jokowi merupakan sebuah harapan di mana dia tidak menggunakan jabatannya untuk memperkaya diri. Media AS ini juga menyebut Jokowi sebagai man of the people, yang mengungkapkan sebagai sosok calon yang paling kuat menjadi presiden menggantikan SBY di 2014.


Teori David McClelland
Teori kebutujhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan rekannya-rekannya.  Teori ini berfokus pada 3 kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation).
David McClelland mendalami Needs Theory dari Henry Murray. Beliau meneliti 3 motif di atas untuk meninjau dan mengevaluasi tentang bagaimana sistem motif mempengaruhi perilaku.
Need for achievement :

1.      Keinginan untuk bertanggung jawab secara pribadi.
2.      Kecenderungan memilih tingkat kesulitan sedang dalam membuat target dan mengambil resiko.
3.      Keinginan yang kuat untuk mengkonkritkan umpan balik.
4.      Menyukai kegiatan menyelesaikan tugas semaksimal mungkin.
Need for power :

1.      Menyukai kegiatan mengarahkan dan mengendalikan orang.
2.      Memperhatikan hubungan antara pemimpin dan pengikut.
3.      Menikmati berkompetisi.

Need for affiliation :

1.      Ingin disukai oleh banyak orang.
2.      Lebih suka bekerja sama.
3.      Berupaya untuk menjalin hubungan dengan semua orang.
4.      Mencari peluang untuk berkomunikasi.



Pembahasan
Blusukan yang dilakukan Jokowi adalah tindakan dengan langsung turun ke lapangan untuk bertemu dengan rakyat. Setiap tindakan biasanya selalu didasari oleh motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dari fenomena blusukan Jokowi, adapun need yang ingin dipenuhi oleh Jokowi adalah kebutuhan untuk berafiliasi ( need for affiliation ) dan kebutuhan untuk berprestasi ( need for achievement ).
Need for affiliation dapat dilihat dari Jokowi yang melakukan blusukan untuk bertemu langsung dengan rakyat. Beliau berupaya untuk menjalin hubungan dengan rakyat. Blusukan Jokowi ini membuat banyak rakyat menjadi suka padanya karena Jokowi dianggap merakyat dan tidak sombong, bahkan blusukan Jokowi begitu terkenalnya hingga menjadi sorotan dari sebuah majalah terkenal yaitu New York Times. Beliau melakukan blusukan sebagai cara untuk berkomunikasi secara langsung dengan rakyat sehingga beliau dapat mengetahui langsung aspirasi-aspirasi dari masyarakat ataupun masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Hal ini terbukti langsung dari cara Jokowi dalam mengatasi masalah di Tanah Abang. Jokowi tidak langsung menggusur para PKL, melainkan memberi waktu kepada mereka dan mengajak mereka untuk makan bersama. Dengan makan bersama, akan terjalin komunikasi antara Jokowi dengan para PKL sehingga masalah-masalah yang ada pun dapat diketahui.
Sebagai seorang presiden, Jokowi merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah yang dialami masyarakat. Need for achievement dapat dilihat dari Jokowi yang melakukan blusukan karena dengan blusukan, beliau dapat mengetahui permasalahan yang dialami masyarakat langsung dari masyarakat itu sendiri. Dengan mengetahui langsung permasalahan yang dihadapi masyarakat, Jokowi dapat  mengatasi langsung masalah-masalah tersebut. Jokowi berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan berbagai masalah. Usaha yang dilakukan Jokowi akhirnya telah menampakkan hasilnya. Kemacetan berhasil dikurangi dengan memindahkan para PKL liar ke dalam pasar. Jokowi juga berani mengambil resiko. Pencapaian lain selama kepemimpinan Jokowi sejak Oktober 2012, yaitu Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, sistem pembayaran pajak secara online, dan dimulainya proyek transportasi massal. Jokowi juga berani mengambil resiko. Hal ini dapat dilihat dari keputusan Jokowi untuk menaikkan harga BBM. Jokowi tetap menaikkan harga BBM walupun didemo oleh masyarakat.