Sunday, May 25, 2014

Pelajar yang Tidak Biasa

Pelajar yang tidak biasa adalah anak-anak yang tidak memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong berbakat. Anak berbakat adalah anak yang kecerdasannya ada di atas rata-rata (IQnya 130 atau lebih) dan / atau memiliki bakat unggul di beberapa bidang sperti seni, musik, matematika, dan lain-lain.

Menurut Ellen Winner, ada 3 kriteria yang menjadi ciri anak berbakat :
1.  Dewasa lebih dini dan mulai menguasai suatu bidang lebih awal ketimbang teman-temannya yang tidak berbakat.
2.  Belajar menuruti kemauan mereka sendiri. Mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang dewasa. Mereka sering memecahkan masalahnya sendiri dengan cara yang unik di bidang yang memang menjadi bakat mereka.
3.  Semangat untuk menguasai. Mereka tidak perlu didorong oleh orang tuanya, mereka memunyai motivasi internal yang kuat untuk memahami bidang yang menjadi bakat mereka.

Mendidik anak berbakat dapat dilakukan dengan program-program seperti membuat kelas khusus, kelas akselerasi dan pengayaan di kelas reguler (memberi kesempatan pada murid untuk mendapatkan pembelajaran yang tidak didapatkan di kurikulum umum), program mentor dan pelatihan, dan studi atau program pelayanan masyarakat.

Anak-anak yang menderitaketidakmampuan atau gangguan ada bermacam-macam.
1. Gangguan indra.
Gangguan indra mencakup gangguan penglihaan dan gangguan pendengaran. Anak dengan gangguan penglihatan ciri-cirinya adalah sering memicingkan mata, membaca buku dari jarak yang amat dekat, sering mengucek-ucek mata, dan mengeluh karena pandangannya kabur / suram. Ada juga murid yang memiliki gangguan penglihatan yang serius, yaitu low vision dan murid buta. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan huruf Braille sehingga mereka juga dapat belajar seperti halnya anak yang lainnya.
2. Gangguan pendengaran.
Anak-anak  yang memiliki gangguan pendengaran umumnya lemah dalam berbicara dan berbahasa. Anak dengan gangguan pendengaran dapat dididik dengan 2 metode, yaitu dengan pendekatan oral dan pendekatan manual. Pendekatan oral menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya. Pendekatan manual yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat dan mengeja jari.
3. Gangguan fisik. 
Gangguan fisik ada bermacam-macam :
- Gangguan ortopedik yang biasanya berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
- Cerebral palsy yaitu gangguan berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah, atau bicaranya tidak jelas.
- Gangguan kejang-kejang (epilepsi) yaitu gangguan saraf yang biasanya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
4. Retardasi mental. Cirinya adalah anak yang memiliki fungsi intelektual yang lemah dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Tipe retardasi mental berdasarkan tipe IQ adalah ringan (IQ 55-70 ), moderat ( IQ 40-54 ), berat ( IQ 25-39 ), dan parah ( IQ< 25). Klasifikasi retardasi mentak berdasarkan level dukungan adalah intermittent (dukungan diberikan saat dibutuhkan), limitted ( dukungan cukup intens dan relatif konstan dari waktu ke waktu), extensive (dukungan diberikan secara reguler), dan pervasive (dukungan diberikan terus-menerus).
Retardasi mental disebabkan oleh :
a. Faktor genetik
 - Down syndrome : Terjadi akibat adanya kromosom ekstra (kromosom ke-47).
 - Fragile X syndrome : Terjadi akibat dari kromosom yang tidak normal.
b. Kerusakan otak
 - Fetal alcohol syndrome (FAS) : serangkaian ketidaknormalan, termasuk retardasi mental dan ketidaknormalan wajah, yang menimpa anak dari ibu yang suka minum minuman berakohol selama masa kehamilan.
5. Gangguan bicara dan bahasa.
 - Gangguan artikulasi : problem dalam melafalkan suara secara benar.
 - Gangguan suara : gangguan dalam menghasilkan ucapan, misalnya terlalu keras, terlalu tinggi,      atau terlalu rendah nadanya.
 - Gangguan kefasihan : biasanya disebut gagap.
 - Gangguan bahasa : kerusakan signifikan dalam bahasa reseptif ( pemahaman bahasa ) atau bahasa ekspresif (kemampuan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan pemikiran dan berkomunikasi dengan orang lain ) anak.
Anak yang mengalami gangguan ini mengalami kesulitan dalam menyusun pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diharapkan, dalam memahami dan mengikuti perintah lisan, dan dalam mengikuti percakapan, terutama jika percakapan itu berlangsung cepat dan kompleks. 
6. Learning disability.
Ketidakmampuan di mana anak mempunyai intelegensi normal atau di atas rata-rata, kesulitan setidaknya dalam satu atau lebih mata pelajaran, dan tidak mempunyai problem lain seperti retardasi mental yang menyebabkan kesulitan. Adapun yang menyebabkan learning disability adalah dyslexia, yaitu kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
7. Attention deficit hyperactivity disorder.
Ketidakmampuan di mana anak secara konsisten menunjukkan kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif.
8. Gangguan perilaku dan emosional.
Masalah serius dan terus-menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan berhubungan dengan karakteristik sosio-emosional. 

No comments:

Post a Comment