"Black out" atau yang biasa kita kenal sebagai pemadaman listrik sudah mejadi salah satu krisis di Sumatera Utara, terutama di Medan. Dari sebelum pemilihan caleg samapi sekarang ini masih saja belum ada penanganan yang serius dari pihak PLN. Padahal pada masa-masa pemilu (caleg) pemadaman bergilir sempat tidak terjadi lagi. Namun, sesudah pemilu pemadaman ini kembali terjadi. Sebenarnya apa maksud dari PLN kita yang tercinta?
Hal ini sungguh sangat mengganggu aktivitas masyarakat di semua kalangan. Apalagi pemadaman ini terjadi tidk hanya sekali dalam sehari, tetapi bisa sampai berkali-kali. Dan durasi pemadaman juga tidak hanya 1 atau 2 jam, tetapi lebih dari itu, yakni 3-4 jam. Sudah terjadi pemadaman, tarif listrik malah semakin mahal. Padahal secara logika listrik yang kita gunakan itu semakin sedikit. Tentu hal ini sangat merugikan kita.
Masyarakat dari berbagai kalangan sudah sering mengeluhkan hal ini. Bahkan presiden kita, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah memberi waktu 2 bulan kepada PLN untuk menyelesaikan krisis listrik ini (ada di koran Analsia, tapi saya lupa tanggalnya). Tetapi tetap saja selalu ada alasan dari pihak PLN. Alasan paling umum dan klasik adalah terjadi kerusakan mesin sehingga pasokan listrik menjadi terganggu. Jika sudah sering terjadi kerusakan mesin, seharusnya pihak PLN mengganti mesin yang lama dengan yang baru. Pembelian mesin tentu sudah diberikan dananya. Namun, dana tersebut malah tidak digunakan dengan baik. Orang-orang di PLN malah melakukan korupsi. PLN adalah perusahaan yang hanya dimiliki oleh negara (monopoli). Namun menurut saya negara tidak mampu untuk menanganinya. Kalau begitu seharusnya pemerintah mengalihkannya saja ke pihak swasta. Tetapi pemerintah menolak hal itu. Apakah pihak-pihak pemerintah takut tidak bisa melakukan korupsi lagi?? Masih ada lagi berita buruk tentang PLN. Diberitakan bahwa PLN menjual minyak negara kita kepada tetangga, padahal negara kita sendiri sedang kekurangan minyak. Mungkin pihak PLN menjual minyak agar uangnya bisa masuk ke kantong mereka sendiri.
Sungguh miris melihat fenomena "black out" terus berlanjut. Jika ada yang sial, sejak pagi di rumah sudah terjadi pemadaman listrik, pergi ke sekolah juga terjadi pemadaman, dan saat pulang ke rumah ternyata di rumah juga terjadi pemadaman listrik lagi. Hal ini tentu sangat mengesalkan. Telah banyak janji yang diberikan oleh pihak PLN kepada masyarakat. Namun, janji-janji tersebut hanya sekedar janji kosong. Mungkin menurut PLN janji itu dibuat untuk dilanggar. Kita hanya bisa bersabar dan berharap PLN dapat menangani krisis listrik ini. Semoga black out atau pemadaman listrik ini tidak lagi menjadi ciri khas Sumatera Utara, terutama kota Medan.
No comments:
Post a Comment