Saturday, May 24, 2014

COPING WITH STRESS

Setelah mengetahui pengertian dari stress dan sumber-sumbernya, saya juga akan menjelaskan  2 metode dalam menghadapi stress. Yang pertama adalah cara yang efektif dan yang kedua adalah cara yang kurang ataupun tidak efektif.



    1.   Effective Coping 
  
   Tidak selamanya kita dapat menghindari stress di dalam hidup kita. Maka cara terbaik adalah menghadapinya. Effective coping dapat menghilangkan sumber stress ataupun dapat mengontrol reaksi dari stress. Ada beberapa cara efektif untuk menghilangkan sumber stress ataupun untuk mengontrol reaksi individu terhadap stress, yaitu :
a.  Menghilangkan atau mengurangi stress
Misalnya, seorang suami atau istri yang menghadapi masalah besar dalam rumah tangganya dan mengakibatkan stress, memiliki dua cara untuk mengakhiri stressnya, yaitu mendiskusikan masalahnya dengan konsultan pernikahan atau mengakhiri pernikahannya.
  
b.  Cognitive coping
Cara ini meliputi perubahan bagaimana individu berpikir tentang kejadian stress  tersebut. Reappraisal dapat menjadi cara yang cukup efektif. Hal ini berkaitan dengan bagaimana kita menginterpretasi peristiwa stress. Contohnya, seorang musisi yang sukses di album pertamanya dan jatuh di album keduanya akan menilainya sebagai kegagalan besar dan membuatnya stress. Namun seorang musisi senior menasihatinya untuk tidak menyerah dan menjelaskan bahwa hal yang dialaminya sebagai hal yang biasa. Akhirnya, musisi muda itu menginterpretasi kegagalannya bukan sebagai sumber stress, melainkan sebagai tantangan kedepannya untuk melakukan yang lebih baik lagi. Dalam beberapa kasus, individu tidak dapat melakukan reappraisal dan yang harus dilakukannya adalah menjauhkan perhatiannya terhadap sumber stress. Contohnya, stress akibat kematian pasangan tentu tidak dapat dapat dihindari dan di-reappraisal. Menjauhkan perhatian dan pikiran dari kematian dan melanjutkan hidup adalah salah satu cara untuk mengatasi stress. Banyak individu yang mengatasi stress dengan menginterpretasikan suatu peristiwa sebagai suatu sisi di dalam keyakinan agama mereka, religious coping. Contohnya, ketika orang tua meninggal, maka individu menginterpretasikannya sebagai suatu takdir yang memang harus dilalui setiap individu.

c.   Mengontrol reaksi stress
Ketika sumber stress tidak dapat dihilangkan atau diubah, pilihan efektif lainnya adalah mengontrol reaksi tubuh terhadap stress, baik secara psikologis dan fisik. Contohnya, seorang pengusaha muda memulai bisnis barunya dan ia tahu bahwa dua tahun pertama akan sangat membuatnya stress. Menyadari bahwa ia tidak dapat menghilangkan sumber stress (bisnis baru), maka yang dapat dilakukannya adalah mengontrol reaksinya terhadap stress. Misalnya dengan melakukan banyak kegiatan yang santai seperti mengikuti kelas aerobic, pergi liburan bersama orang terdekat, dan lain-lain.

   2.    Ineffective Coping
Walaupun banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress dengan cara yang baik dan benar, sayangnya banyak individu yang mengatasi stress dengan cara yang salah. Cara yang dilakukan memang dapat mengatasi stress, namun solusi yang ditawarkan hanya bersifat sementara, bahkan akan membuat masalah lebih buruk.
 
Contoh dari ineffective coping adalah :    
                                        
a.      Menghindar
Contohnya, suami yang memiliki masalah rumah tangga cenderung menghindari istrinya dan lebih memilih pergi ke bar mabuk-mabukan atau yang lebih parah adalah perselingkuhan. Apa yang dilakukan suami itu memang menghilangkan stress-nya sementara, namun akan membuat masalah yang lebih buruk

b.      Agresi
Reaksi umum seseorang yang frustasi adalah agresi atau tindak kekerasan atau kasar. Contohnya, seorang wanita yang sudah lama mencoba menarik perhatian  lawan jenisnya dan  gagal, dapat memilih jalan bermusuhan dengan pria tersebut agar dirinya tidak stress.

c.       Self-medication
Banyak orang tidak efektif mengatasi stress dengan menggunakan rokok, alkohol, dan obat-obatan lain untuk menenangkan reaksi emosional mereka terhadap stress.  Meskipun  alkohol dapat mengurangi  kecemasan  bagi sebagian orang,  tapi tidak untuk menghapus sumber  stress itu sendiri dan malah menambah masalah itu sendiri baik dalam  hubungan, belajar, prestasi kerja, dan kesehatan dalam jangka panjang. 

d.      Defense Mechanism
Menurut Freud, ego memiliki suatu kemampuan pertahanan diri terhadap suatu ketegangan atau ketidaknyamanan yang disebut dengan defense mechanism. Mekanisme pertahanan diri yang  utama adalah sebagai berikut:

  • Displacement. Keadaan dimana anda tidak aman dan tidak cocok   untuk mengungkapkan perasaan agresif atau seksual terhadap orang yang menciptakan  stress  (seperti bos yang memerahi anda), maka perasaan tersebut di alihkan pada orang lain yang lebih aman (seperti berteriak pada teman Anda ketika Anda benar-benar marah dengan atasan Anda). 
  • Sublimation. Usaha pengalihan hasrat yang bersifat premitif ke tingkah laku yang dapat di terima masyarakat. Seperti orang yang mempunyai dorongan kuat untuk berkelahi di alihkan dalam olahraga keras seperti bertinju,gulat, dan lain-lain.
  • Projection. Merupakan usaha untuk menyalahkan orang lain dalam kegagalan. Seperti  ketika gagal dalam ujian dia menyalahkan kondisinya saat itu yang sedang flu.
  • Reaction Formation. Mencegah keinginan yang berlebihan dengan melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan. Seorang pria yang sudah menikah dengan keinginan yang kuat untuk seks di luar nikah mungkin mulai kampanye untuk  membersihkan kotanya dari panti pijat dan pelacur.
  • Rationalization. Stress berkurang dengan menjelaskan tentang sumber stress dengan cara yang logis. Contohnya seorang pria yang diselingkuhi pacarnya, ia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa wanita itu bukan yang terbaik untuk dirinya dan ia pantas mendapatkan wanita yang lebih baik.
  • Regession. Untuk mengurangi stress, seseorang cenderung kembali ke perilakunya seperti pada saat sebelum stress itu muncul.
  • Denial. Cara yang lain adalah dengan melakukan penyangkalan. Misalnya, saat seorang wanita sedang marah terhadap pacarnya, tapi ia menyangkal dengan mengatakan kalau dia tidak marah.
  • Repression. Cara ini adalah dengan menekan penyebab stress ke alam bawah sadar kita.
  • Intellectualization. Perasaan stress dapat dikurangi dengan cara menanggapinya secara santai atau cuek. Misalnya, saat seseorang ditipu setelah berinvestasi. Orang tersebut akan menanggapinya dengan santai dengan menganggap ini sebagai bagian dari menuju kesuksesannya sehingga ke depannya ia akan lebih berhati-hati dalam berinvestasi.

No comments:

Post a Comment