Anggota kelompok 3:
BAB I
PENDAHULUAN
A. PROFIL SEKOLAH
Nama : SMK
Negeri 8
Alamat : Jl. Dr. Mansyur / Jl. SMTK – Medan 20131
Provinsi : Sumatera Utara
Telepon : 061-8212432
Kepala Sekolah : Drs. H. Ali Hasmi Nasution, MM
Status sekolah : Negeri
B. VISI DAN MISI
Visi
Mewujudkan
SMK Negeri 8 Medan Sebagai lembaga diklat yang unggul dalam menghasilkan
tamatan di bidang keahlian Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan dan
Akomodasi Perhotelan berstandar Internasional dan mampu bersaing di pasar global.
Misi
Adapun misi SMK Negri 8 Medan adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan
SDM yang terampil, kreatif, bertanggung jawab dan berwawasan luas sesuai bidang
keahliannya dan berorientasi mutu disegala kegiatannya.
2. Mengembangkan
iklim belajar dan bekerja yang kondusif, kompotitif, dengan pemberdayaan
potensi sekolah : guru, siswa dan masyarakat yang dilandasi
oleh keimanan, kejujuran dan kedisiplinan.
C. SEJARAH SINGKAT SEKOLAH
Sekolah Menengah
Teknologi Kerumahtanggaan Medan berdiri tahun 1976 dengan SK Mendikbud Nomor
210105475 tanggal 12 Desember 1975. Pada masa itu SMTK masih menempati gedung
SMKK di jalan Hang Tuah (sekarang SMK Negeri 10 Medan). Pada
awal berdirinya SMTK dibawah kepemimpinan Ibu Saulan Siahaan, masa pendidikan
berlangsung selama 4 (empat) tahun dan berakhir pada tahun 1988.
Pada tahun 1982 SMTK menempati gedung baru di jalan
Dr. Mansyur, Medan Selayang. Perubahan
nama dari SMTK ke SMK Negeri 8 Medan berdasarkan Keputusan Menteri, terjadi
pada masa kepemimpinan Ibu Dra. Rismapitta Saragih sampai dengan sekarang. SMK Negeri 8 Medan sebelum merupakan
kelompok SMK Seni, Kerajinan dan Pariwisata bernama SMK (Kelompok Pariwisata)
Negeri 8 Medan, yang sekarang dipimpin oleh Drs. H. Ali Hasmi Nasution, MM.
D. HASIL OBSERVASI
Profil KelasHari, tanggal observasi : Jumat, 4 April 2014
Kelas : X Boga 4
Mata pelajaran : Boga Dasar
Nama guru : Dra. Belohmabasa Sebayang Juniar Lidya V. N. Sitorus, SPd
Jumlah siswa : 36 orang (absen 3 orang)
Waktu observasi : pukul 08.00 – 08.50 WIB (50 menit)
Metode pembelajaran : presentasi guru dan tanya jawab
Media yang digunakan guru : laptop dan proyektor
Media yang digunakan siswa : buku tulis dan alat tulis
Posisi observer dalam kelas : di sudut kanan belakang kelas
1. OBSERVASI PROSES BELAJAR KELAS (DINAMIKA PEMBELAJARAN)
Ada dua orang guru yang mengajar di dalam kelas X Boga
4 (guru tetap dan guru honorer) yang duduk di depan kelas. Salah satu guru
hanya duduk dan mengamati kelas sedangkan guru lainnya mempersiapkan slide dan proyektor. Kelas diawali
dengan guru mengabsen para siswa terlebih dahulu. Sebelum menyampaikan isi
materi, guru bertanya kepada siswa apa yang akan dipelajari pada hari itu. Siswa
dapat menjawab pertanyaan guru dan mereka sudah membaca bahan sebelum masuk ke
kelas. Setelah itu guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran dari materi
yang akan disampaikan (tentang ayam kodok) dan menjelaskan bahan-bahan apa saja
yang dibutuhkan serta langkah-langkah pembuatan ayam kodok. Pada awal jam pelajaran,
para siswa duduk diam di bangku masing-masing dalam mengikuti penjelasan guru.
Mereka mencatat apa yang diterangkan oleh guru dalam buku tulis masing-masing. Siswa
juga sesekali bertanya mengenai hal yang kurang mereka mengerti terutama siswa-siswa
perempuan. Beberapa kali siswa memperbaiki guru dalam pengucapan kata-kata yang
salah.
Kebanyakan guru hanya berdiri saja di depan kelas,
tapi sesekali guru juga berjalan ke belakang kelas. Di tengah proses belajar, siswa-siswa
sudah mulai ribut dan ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman-temannya
yang kemudian ditegur oleh guru agar tetap fokus mendengarkan materi yang
disampaikan. Ada juga siswa yang keluar tanpa permisi dengan guru yang sedang
berada di dalam kelas. Setelah menyampaikan materi pelajaran, guru menguji siswa-siswa
untuk menjelaskan kembali apa yang telah diterangkan oleh guru di depan kelas.
Ada tiga orang murid perempuan yang maju untuk menjelaskan materi yang sudah
disampaikan guru sebelumnya dan setelah menjelaskan dengan benar, siswa diberi
tepuk tangan serta pujian dari guru. Untuk siswa-siswa yang tidak maju, mereka
diinstruksikan untuk maju satu per satu di depan meja guru untuk menjelaskan
materi. Hal ini dilakukan guru agar saat kelas praktek tiba, yaitu minggu depan
dimana siswa akan langsung memasak ayam kodok satu per satu, siswa diharapkan
sudah menghafal cara pembuatan ayam kodok di luar kepala tanpa harus melihat ke
buku catatan lagi. Di akhir kelas guru tetap mengingatkan agar siswa menghafal
luar kepala materi di rumah terlebih dahulu sebelum masuk ke kelas praktek.
2. OBSERVASI SETTING KELAS
Ruangan berukuran sekitar 15 meter X
8 meter. Dinding ruangan diberi kombinasi dimana dari tengah dinding ke atas
diberi cat warna kuning muda dan dari tengah dinding ke bawah terpasang keramik
putih polos. Lantai ruangan dilapisi dengan keramik putih. Di langit-langit
ruangan terdapat sepuluh lampu neon, lima di bagian kanan dan lima di bagian
kiri. Terdapat tiga pintu di ruangan, satu di sudut kanan depan ruangan, satu
di tengah depan ruangan dan satu di sudut kanan belakang ruangan. Pintu-pintu
tersebut bewarna coklat kemerahan. Pada dinding sebelah kiri ruangan terdapat
jendela yang berjejer mulai dari depan hingga ke belakang. Jendela-jendela
tersebut dibuka dan tampak ada taman dan pepohonan di luar ruangan.
Di depan ruangan sebelah kiri terdapat meja guru yang diatasnya terdapat sebuah
laptop dan infocus yang tersambung ke sebuah terminal listrik yang berada di
bawah meja guru.
Pada dinding bagian depan
ruangan sebelah kiri tergantung sebuah whiteboard dan di atas whiteboard tergantung sebuah jam
dinding. Pada
dinding bagian depan ruangan sebelah kanan tergantung denah kelas yang telah dibingkai, di sebelah kanannya ada sebuah
papan mading dan disebelah kanan mading terdapat
sebuah lemari serta sebuah lemari
pendingin.
Di samping kiri dan kanan ruangan terdapat wastafel dan kran
air dengan
jumlah 6 buah di samping
kiri dan 6
buah di samping kanan ruangan. Terdapat colokan
listrik masing-masing
berada di saming kran air. Pada dinding atas bagian kanan ruangan
tergantung tiga buah poster bergambar makanan dan terdapat dua puluh ventilasi
udara di bagian atas dinding sebelah kanan ruangan. Di sudut kiri belakang
kelas terdapat sebuah oven yang terbuat dari besi dan sebuah penggilingan
besar. Di sudut kanan belakang kelas terdapat sebuah lemari dan beberapa bangku
kosong.
Posisi duduk siswa terbagi dua, yaitu di sebelah kanan
dan kiri ruangan sehingga membentuk jalur kosong di tengah ruangan yang
dimanfaatkan guru untuk berjalan ke bagian belakang kelas. Terdapat sepuluh
buah meja dengan bahan stainless yang
berukuran sekitar 2 meter X 0,5 meter
dan terdapat kompor pada bagian bawah masing-masing meja yang terhubung dengan
selang gas yang tertanam di lantai keramik di bawah meja.
3. OBSERVASI LOKASI SEKOLAH (JUMLAH KELAS, LAB, HALAMAN, DLL)
Adapun fasilitas dalam
SMKN 8 Medan:
No.
|
Nama Ruang
|
Jumlah
|
1.
|
Ruang
Kepala Sekolah
|
1
ruang
|
2.
|
Ruang
Tata Usaha
|
1
ruang
|
3.
|
Ruang
Wakil Kepala Sekolah
|
3
ruang
|
4.
|
Ruang
BP
|
1
ruang
|
5.
|
Ruang
Guru
|
5
ruang
|
6.
|
Ruang belajar teori
|
14
ruang
|
7.
|
Ruang
praktek front office dan House Keeping (hotel)
|
1
ruang
|
8.
|
Ruang
praktek Boga/Restoran
|
4
ruang
|
9.
|
Ruang
praktek Busana
|
6
ruang
|
10.
|
Ruang
praktek Tata Kecantikan
|
3
ruang
|
11.
|
Laboratorium
B. Inggris
|
1
ruang
|
12.
|
Laboratorium
Komputer
|
1
ruang
|
13.
|
Laboratorium
Management Hotel Sistem
|
1
ruang
|
14.
|
Self
Acces Study (SAS)
|
1
ruang
|
15.
|
Perpustakaan
|
1
ruang
|
16.
|
Ruang serba
guna (aula)
|
1
ruang
|
17.
|
Restoran
|
1
ruang
|
18.
|
Kantin
|
1
ruang
|
19.
|
Lapangan
olahraga
|
1
|
20.
|
Mushola
|
1
ruang
|
21.
|
Sanggar
Kecantikan
|
1
ruang
|
22.
|
Sanggar
Busana
|
1
ruang
|
23.
|
UKS
|
1
ruang
|
Unit Kegiatan Siswa/ Ekstrakurikuler:
1. Pramuka
2. PMR
3. Paskibra
4. Seni
Tari
5. Modelling
6. Musikalisasi
Puisi
7. Teater
BAB II
TEORI
A.
OPERANT
CONDITIONING
Salah
satu jenis pendekatan yang dapat diterapkan dalam proses belajar adalah
pendekatan behavioral. Behaviorisme adalah suatu pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diobservasi.
Salah satu jenis pendekatan ini adalah pengkondisian operan (operant
conditioning), yaitu suatu bentuk pembelajaran dimana konsekuensi terhadap
perilaku yang muncul menjadi pengaruh terhadap probabilitas perilaku itu akan
diulang. Pengkondisian ini menekankan pada pembelajaran asosiatif, yaitu
menghubungkan antara stimulus berupa konsekuensi dengan respon berupa perilaku
yang akan muncul. Para ahli yang berperan dalam pengembangan proses ini adalah
E.L.Thorndike, dan B.F.Skinner.
i.
E.L.Thorndike
Thorndike mengembangkan
sebuah teori yang disebut hukum efek (law effect). Hukum efek adalah suatu
prinsip bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan
perilaku yang diikuti hasil negative akan diperlemah.
ii.
B.F.Skinner
Skinner menyatakan
bahwa konsekuensi perilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas
perilaku itu akan terjadi.
1.
Reinforcement
(penguatan)
Penguatan
adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan
terjadi. Penguatan dibagi menjadi 2 jenis yaitu penguatan positif, dan
penguatan negative.
Penguatan Positif
Penguatan positif adalah penguatan
berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
stimulus yang mendukung (rewarding).
Faktor yang mempengaruhi keefektifan dari pemberian penguatan positif adalah :
a. Waktu
Penguatan positif harus
diberikan dengan ukuran waktu yang tepat. Penguatan harus diberikan setelah
respon muncul, tapi tidak berjauhan dengan waktu dari respon tersebut muncul.
b. Konsistensi
dalam pemberian penguatan
Penguatan positif harus
diberikan terhadap respon yang tepat. Tidak semua respon yang muncul harus
diberikan penguatan. Ada beberapa respon yang tidak perlu diberikan penguatan.
Respon dari setiap individu selalu
berbeda-beda. Oleh karena itu munculah sebuah respon yang tidak dikuatkan
secara langsung, melainkan menunggu hingga respon itu muncul beberapa kali atau
dalam jangka waktu tertentu. Terdapat 4 jenis penjadwalan dalam penguatan positif,
yaitu:
a. Jadwal
Rasio Tetap: suatu perilaku diperkuat setelah sejumlah respon muncul.
b. Jadwal
Rasio Variabel:
suatu perilaku diperkuat setelah terjadi sejumlah respon, akan tetapi tidak
berdasarkan pada basis yang dapat diprediksi.
c. Jadwal
Interval Tetap: respon tetap pertama setelah beberapa waktu akan diperkuat.
d. Jadwal
Interval Variabel: suatu respon diperkuat setelah sejumlah variable waktu
berlalu.
Penguatan Negative
Penguatan negative adalah penguatan
berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan
penghilangan stimulus yang merugikan. Frekuensi respon ketika diberikan
penguatan ini meningkat karena respon tersebut menghilangkan stimuls yang
dihindari. Penguatan negative adalah sebuah penguatan yang muncul ketika
perilaku diikuti dengan penghilangan atau penghindaran dari sebuah kejadian
negative, dansaat probabilitas perilaku
yang akan muncul nantinya muncul sebagai hasil.
a. Escape
Conditioning
Pengkondisian operan
dimana perilaku dikuatkan karena menyebabkan kejadian negative muncul.
b. Avoidance
Conditioning
Pengkondisian operan
dimana perilaku dikuatkan karena mencegah sesuatu yang negative terjadi.
2.
Punishment
Hukuman
adalah konsekuensi terhadap perilaku yang bersifat negative yang menyebabkan
probabilitas dari perilaku menurun bahkan menghilang.
Bahaya hukuman:
a. Penggunaan
hukuman sering kali menguatkan punisher
b. Hukuman
sering kali menimbulkan penggeneralisasian anak pada individu lainnya
c. Hukuman
secara fisik dapat menimbulkan kebencian pada orang lain
d. Hukuman
tidak selalu efektif ketika menghukum sebuah perilaku
e. Hukuman
tidak mengajarkan bagi individu yang mendapat hukuman untuk bertindak lebih
baik.
Petunjuk menggunakan hukuman
a. Jangan
meggunakan hukuman fisik
b. Hukumlah
perilku yang salah segera
c. Jangan
memeberika hukuman dan penguatan pada waktu yang bersamaan
d. Pastikan
kita menghentikan hukuma ketika perilaku yang salah sudah mulai berkurang atau
menghilang
e. Tidak
boleh memberikan hukuman dengan setengah-setengah
3.
Diskriminasi,
Generalisasi, dan Pelenyapan
Generalisasi :
memberikan respon yang sama terhadap semua stimulus yang mirip
Diskriminasi
:
memberikan respon hanya terhadap satu stimulus tertentu
Pelenyapan
:
suatu proses dimana respon penguat sebelumnya tidak lagi dikuatkan sehingga
responnya menurun.
B.
PERENCANAAN
INSTRUKSIONAL
Perencanaan
instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan
tertata untuk merencanakan pelajaran. Dua
jenis perencanaan instruksional, yaitu: Perencanaan dan Instruksi Teacher Centered,
dan Perencanaan dan Instruksi Learned
Centered.
1.
Perencanaan
dan Instruksi Teacher Centered
a. Perencanaan
Pelajaran Teacher Centered
1) Menciptakan
sasaran behavioral
Sasaran behavioral
adalah pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku murid untuk mencapai
tujuan kinerja yang diharapkan. Sasaran behavioral dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
Perilaku
murid: berfokus pada apa yang akan dipelajari
dan dilakukan murid
Kondisi
di mana perilaku terjadi: berfokus pada
pernyataan bagaimana perilaku akan dievaluasi
Kriteria kinerja:
berfokus pada level kinerja yang dapat diterima
2) Menganalisis
Tugas
Analisis tugas adalah
memecah tugas kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen. Tiga langkah dasarnya,
yaitu:
a) Menentukan
konsep yang diperlukan individu untuk menjalani proses belajar
b) Mendaftar
alat-alat yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas
c) Mendaftar
semua komponen tugas yang harus dilakukan
3) Menyusun
Taksonomi Instruksional
Taksonomi
adalah system klasifikasi, sedangkan Taksonomi Bloom adalah suatu
pengklasifikasian yang terdiri dari sasaran pendidikan dalam 3 domain.
a) Domain
Kognitif
Pengetahuan:
kemampuan mengingat informasi
Pemahaman:
kemampuan memahami dan mampu menerangkan informasi dengan kalimat sendiri
Aplikasi:
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan nyata
Analisis:
kemampuan memecah
informasi kompleks menjadi bagian kecil dan mengaitkan antara informasi yang
satu dengan yang lain
Sintesis:
kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen dan menciptakan informasi baru
Evaluasi:
kemampuan membuat penilaian dan keputusan yang baik
b) Domain
Afektif
Penerimaan: mengetahui dan
memperhatikan sesuatu di lingkungan
Respons:
termotivasi untuk belajar dan menunjukkan perilaku baru sebagai hasil dari
pengalamannya
Menghargai: terlibat pada
beberapa pengalaman
Pengorganisasian:
mengintegrasikan nilai baru ke perangkat nilai yang sudah ada dan menetapkan
mana yang menjadi prioritas
Menghargai
karakterisasi: bertindak sesuai dengan nilai tersebut
dan berkomitmen pada nilai tersebut
c) Domain
Psikomotor
Gerak
reflex: merespon stimulus secara reflex tanpa
banyak berpikir
Gerak
fundamental dasar: melakukan gerakan dasar untuk
tujuan tertentu
Kemampuan
perseptual: menggunakan indra untuk melakukan sesuatu
Kemampuan
fisik: mengembangkan daya tahan, kekuatan,
fleksibilitas, dan kegesitan
Gerakan
terlatih: melakukan keterampilan fisik yang
kompleks dengan lancer
Perilaku
nonkondusif: mengkomunikasikan perasaan dan
emosinya melalui gerakan tubuh
b. Instruksi
Langsung
Instruksi langsung adalah pendekatan Teacher Learned Centered yang
terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan control guru yang tinggi atas
kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas
akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negative terhadap
murid.
c. Strategi
Instruksional Teacher Centered
Tugas mengorientasikan, meliputi:
1) Advance organizer:
aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan
mengorientasikan murid pada amteri sebelum materi itu diajarkan
2) Expository advance
organizer: pengetahuan baru yang diberikan kepada
murid yang akan mengorientasikan mereka ke pelajaran yang akan datang
3) Comparative advance
organizer: memperkenalkan materi baru dengan
mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui murid
Proses
strategi demonstrasi interaktif untuk mengajarkan konsep dalam sains:
1) Pengajaran,
penjelasan, demonstrasi
2) Pertanyaan
dan diskusi
3) Mastery learning
(pembelajaran satu konsep atau topic secara menyeluruh sebelum pindah ke topic
yang lebih sulit)
4) Seatwork
(tugas sekolah)
5) Pekerjaan
rumah
BAB III
PEMBAHASAN
Bab
ini berisikan kaitan antara hasil observasi yang dilakukan kelompok dengan
teori yang diangkat dari Santrock (2004). Analisis dilakukan menggunakan dua
teori yang telah disampaikan pada bab sebelumnya yaitu teori operant conditioning dan teori perencanaan
instruksional. Teori operant conditioning
adalah suatu bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi terhadap perilaku yang muncul menjadi pengaruh terhadap
probabilitas perilaku itu akan diulang.
Pengulangan bisa terjadi ketika ada penguatan, baik berbentuk positif atau
negative, dan hukuman yang diberikan oleh guru kepada siswa.
Dalam proses belajar kelas X
Boga 4 yang kelompok amati, terlihat jelas guru sedang memberikan penguatan
positif kepada siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Ketika guru mengajak
siswa untuk menjelaskan kembali materi ayam kodok di depan kelas, siswa yang
berhasil menjawab dengan benar diberi tepuk tangan serta pujian dari guru
berupa kata-kata seperti “bagus, benar, benar sekali” dan sebagainya. Pemberian
penguatan ini dapat meningkatkan probabilitas siswa untuk melakukan perilaku
yang dinnginkan yaitu dalam hal ini adalah perilaku menjelaskan kembali materi
di depan kelas. Jika pemberian penguatan ini dilakukan berulang-ulang maka pada
satu titik ketika guru tidak memberikan penguatan pun, siswa sudah otomatis
dapat menunjukkan perilaku yang diinginkan. Siswa dapat membayangkan respon/
konsekuensi yang akan dia dapatkan (tepuk tangan dan pujian) jika ia
menunjukkan perilaku yang diinginkan (menjelaskan materi di depan kelas).
Selain memberikan penguatan
positif, guru juga memberikan hukuman/ punishment kepada sebagian siswa. Pada
siswa yang mengobrol ketika guru menjelaskan materi, hukuman diberikan secara
verbal yaitu teguran agar siswa tidak berbicara dan fokus pada presentasi yang
guru bawakan. Teguran ini berhasil membuat siswa pada saat itu kembali duduk
diam dan jika teguran ini dilakukan terus menerus, perilaku berbicara dalam
kelas juga dapat diminimaslisir.
Perencanaan instruksional adalah
pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan
pelajaran. Dua
jenis perencanaan instruksional, yaitu: Perencanaan dan Instruksi Teacher Centered,
dan Perencanaan dan Instruksi Learned
Centered. Kelompok menyimpulkan kelas
X Boga 4 menggunakan tipe perencanaan instruksional Teacher Centered dimana aktivitas yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1) Menciptakan
sasaran behavioral
Sasaran behavioral
adalah pernyataan yang menyatakan perubahan dalam perilaku murid untuk mencapai
tujuan kinerja yang diharapkan. Sasaran behavioral dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu:
Perilaku murid:
berfokus pada apa yang akan dipelajari dan dilakukan murid.
Guru mengatur aktivitas yang akan dipelajari dan
dilakukan siswa seperti menyiapkan bahan ajar (materi ayam kodok) dan mengajak
siswa untuk menghafal bahan yang diperlukan dan cara memasak ayam kodok.
Kondisi di mana
perilaku terjadi: berfokus pada pernyataan
bagaimana perilaku akan dievaluasi.
Setelah guru menyampaikan materi ayam kodokk, siswa
dievaluasi pemahamannya satu per satu dengan menyampaikan ulang materi secara
verbal.
Kriteria
kinerja: berfokus pada level kinerja yang dapat
diterima.
Dapat dilihat dari seberapa baik kinerja siswa dalam
memahami dan menyampaikan kembali materi yang disampaikan guru.
2) Menganalisis
Tugas
Analisis tugas adalah memecah tugas
kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen. Tiga langkah dasarnya,
yaitu:
a)
Menentukan konsep yang
diperlukan individu untuk menjalani proses belajar.
Guru
menetapkan bahan ajar yang akan dipelajari tiap minggu dan mempersiapkan slide
serta menyiapkan presentasi bagi siswa.
b)
Mendaftar alat-alat
yang dibutuhkan dalam mengerjakan tugas.
Mendaftar
alat-alat yang dibutuhkan dalam praktik memasak ayam kodok.
c)
Mendaftar semua
komponen tugas yang harus dilakukan.
Selain
bahan masakan, cara masak serta presentasi akhir ayam kodok didaftarkan oleh
guru dengan detil.
3) Menyusun
Taksonomi Instruksional
Taksonomi
adalah system klasifikasi, sedangkan Taksonomi Bloom adalah suatu
pengklasifikasian yang terdiri dari sasaran pendidikan dalam 3 domain.
a) Domain
Kognitif
Pada domain
kognitif, siswa diinstruksikan untuk menggunakan kognitif mereka dalam
mengingat informasi bahan serta cara memasak ayam kodok, kemudian siswa diuji
guru untuk memahami dan mampu menerangkan infromasi dengan kalimatnya sendiri
di depan kelas, pemahaman ini kemudian akan diaplikasikan secara langsung pada
kelas praktik minggu depan.
b) Domain
Afektif
Pada domain afektif siswa mengetahui dan memperhatikan
hal yang terjadi di lingkungan (peka terhadap informasi yang ada di
lingkungan), termotivasi untuk belajar dan mengalami beberapa pengalaman.
c) Domain
Psikomotor
Domain psikomotor akan terlihat di minggu saat kelas
praktik dilakukan dimana siswa merespon stimulus reflex, melakukan gerakan
dasar untuk melakukan sesuatu seperti mengangkat bahan masakan, menggunakan
indra yaitu untuk mencicipi masakan, mengembangkan kekuatan fisik dan kegesitan
seperti dalam mengiris bahan masakan serta melakukan ketrampilan fisik yang
kompleks seperti saat mengiris atau memisahkan daging ayam dari kulitnya.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil observasi kelompok, kami membuat kesimpulan yaitu ruang belajar memiliki
fasilitas yang cukup baik dengan adanya laptop dan proyektor yang membantu siswa
dalam memahami materi yang disampaikan guru. Pencahayaan dalam ruangan sangat
terang dimana terdapat banyak jendela dan ventilasi yang membuat cahaya masuk
serta lampu yang ada di langit-langit ruangan. Ruangan terasa sejuk dikarenakan
adanya banyak jendela namun tidak ada pendingin ruangan seperti kipas angin
atau AC. Proses belajar yang kelompok amati di kelas X Boga 4 sudah memenuhi
konsep penguatan positif dan hukuman dalam teori operant conditioning. Menurut kelompok, kelas X Boga 4 menggunakan
model perencanaan dan instruksi Teacher Centered dimana aktivitas yang
dilakukan adalah menciptakan
sasaran behavioral, menyusun
taksonomi instruksional dan menganalisis tugas.
LAMPIRAN 1
TESTIMONI DAN EVALUASI
KINERJA KELOMPOK
Risya
Pada saat tugas observasi
sekolah ini diberikan, hal pertama yang kami bingungkan adalah menentukan
sekolah yang akan diobservasi. Setelah beberapa kali diskusi akhirnya kami
memutuskan untuk observasi di SMK Negeri 8 Medan, yang memang sengaja kami
pilih karena tidak jauh dari kampus, sehingga kami dapat dengan mudah
mengerjakan observasi ini. Sejujurnya, prosedur untuk meminta izin kepada
sekolah itu membuat kami bingung karena kami harus bolak-balik kesana. Sehingga
untuk minta izin kepada sekolah saja sudah memakan waktu yang cukup lama. Hingga
pada akhirnya kami menentukan jadwal dengan pihak sekolah yaitu, Jum’at, 4
April 2014. Selama melakukan observasi, saya mendapat pengalaman baru. Saya
dapat melihat teori psikologi pendidikan yang digunakan selama pembelajaran. Kami melakukan observasi di dalam kelas
selama kurang lebih 50 menit. Setelah itu kami mengelilingi sekolah untuk
melihat keadaan sekolah dan fasilitas-fasilitas yang
ada di sekolah
tersebut.
Suryany
Ternyata sulit juga dalam
meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan observasi. Mungkin karena SMK
Negeri 8 termasuk sekolah yang lumayan elit dan terkenal sehingga kami harus
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Sebenarnya
prosedurnya tidak rumit, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Saat observasi,
saya melihat antusias murid-murid dalam mengikuti pelajaran di kelas, walaupun
pada akhir kelas suasananya sudah tidak tenang. Murid-murid dan guru juga
kelihatan akrab sehingga kegiatan belajar-mengajar di kelas tidak kaku.
Dinamika belajar di kelas terlihat sangat menyenangkan. Fasilitas sekolahnya
juga bisa dibilang lengkap, sehingga sangat mendukung kegiatan yang dilakukan
oleh murid-murid. Lingkungan sekolah juga lumayan bersih dan enak dipandang.
Jadi, menurut saya SMK Negeri 8 adalah sekolah yang bagus.
Sarah
Dari awal saya medapatkan tugas kelompok ini saya
masih bersikap santai, tapi seminggu kemudian ternyata tugas ini sudah
mendekati deadline. Awalnya kelompok
kami memilih sekolah Methodist-3, tapi permohonan mengobservasi ke sekolah itu
ditolak dengan alasan sekolah tersebut tidak mau diekspos. Pada hari
berikutnya kami pergi ke SMKN 8 dan permohonan observasi di sekolah itu
diterima dengan syarat surat ijin dari fakultas harus ada terlebih dahulu. Pada
akhirnya semua surat ijin selesai dan jadwal observasi kami sudah ditetapkan.
Ketika mulai mengobservasi, saya melihat kepala sekolah SMKN 8 bersikap ramah
terhadap kami. Ketika berada di dalam kelas untuk mengobservasi, siswa dari
sekolah tersebut tidak bersikap canggung dengan kehadiran kami sehingga membuat
kami merasa nyaman. Proses observasi diakhiri dengan foto bersama. Ketika
melaksanakan kegiatan observasi, kami tidak menemukan kesulitan yang cukup
besar karena satu hari sebelumnya kami sudah melaksanakan diskusi kelompok
singkat. Menurut saya, dari awal persiapan observasi sampai penulisan makalah
tidak terlihat kesulitan yang dapat menjadi penghambat. Anggota kelompok saling
melengkapi dan mengingatkan satu dengan yang lain sehingga tercipta komunikasi
yang cukup baik dan mendukung.
Caroline
Dari awal pembuatan
tugas ini, kelompok masih santai hingga mendapat kabar deadline yang semakin dekat. Dikarenakan saya agak jarang bertemu
dengan adik-adik kelas, kami berdiskusi menggunakan media chatting via LINE. Kami membuat grup dengan nama “kel 3 psipddk”
dan menginvite semua anggota kelompok di dalamnya. Setelah beberapa kali
berdiskusi sekolah mana yang akan menjadi tujuan kami observasi, dapatlah SMKN
8 Medan yang terletak tidak jauh dari lokasi kampus. Kami membuat surat ijin
dan menyampaikannya ke SMK tersebut. Sebelum melakukan observasi, kelompok
berdiskusi mengenai teori apa yang akan digunakan sebagai dasar observasi.
Teori dipilih agar kelompok memiliki pegangan apa saja yang seharusnya
diobservasi. Selain mendiskusikan teori, kami juga membagi tugas seperti siapa
yang menyusun makalah dan slide, siapa
yang menyusun hasil observasi proses belajar, setting kelas, setting sekolah,
serta siapa yang menyusun teori, pembahasan dan kesimpulan. Ada pula satu orang
yang diberi tugas dokumentasi. Secara keseluruhan kinerja kelompok bagus
meskipun tugas dilakukan agak mepet.
LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI